KURSOR merah

Translate

Jumat, 19 Juni 2015

PERUBAHAN SOSIAL









A.      PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial merupakan perubahan – perubahan yang terjadi pada lembaga – lembaga kemasyarakan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sstem sosialnya, termasuk nilai, sikap – sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok – kelompok dalam masyarakat.
Pendapat beberapa ahli sosiologi mengenai pengertian perubahan sosial adalah sebagai berikut.
1.       Menurut Roucek dan Warren
Perubahan sosial adalah perubahan dalam proses  sosial  atau dalam struktur masyarakat.
2.       Menurut Hans Garth dan C. Wright Mills
Perubahan sosial adalah apapun yang terjadi (baik itu kemunculan, perkembangan ataupun kemunduran) dalam kurun waktu tertentu terhadap peran, lembaga, atau tatanan yang meliputi struktur sosial.
3.       Menurut Mac Iver,
Perubahan sosial  adalah  perubahan – perubahan dalam hubungan – hubungan sosial atau merupakan perubahan terhadap keseimbangan terhadap keseimbagan hubungan sosial.
4.       Menurut Samuel Koening, perubahan sosial adalah modifikasi – modifikasi yang terjadi dalam pola – pola kehidupan manusia modifikasi tersebut terjadi karena sebab – sebab intern maupun sktern
5.       Menurut William F. Ogburn,
perubahan sosial adalah perubahan yang menyangkut unsur – unsur kebudayaan, baik kebudayaan materi maupun immaterial
6.       Menurut Selo Soemardjan,
perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga kemasyarakatan  sebagai himpunan pokok manusia, kemudian perubahan mempengaruhi segi – segi lainnya dari struktur masyarakat
7.       Menurut Kingsley Davis,
perubahan sosial adalah bentuk perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat
8.       Menurut Gillin dan Gilin,
perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara – cara hidup yang telah diterima yang disebabkan karena perubahan – perubahan kondisi geografis, kebudayaan materi, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat

B.      TEORI – TEORI TENTANG PERUBAHAN SOSIAL
1.       Teori Evolusi (Evolusi Theory)
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut. Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam – macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kaategori, yaitu unilinear theories of evolution, universe theories of evolution, dan multilined theories of evolution.

a.       Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia  dan masyarakat termasuk kebudayaan akan mengalami perkembanan sesuai dengan tahapan – tahapan  tertentu dari bentuk yang sederhana kebentuk yang komleks  dan akhirnya  sempurna. Pelopor teori ini Auguste Comte dan Herbrt Spencer.

b.      Universal theories of evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap – tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi  kelompok yang heterogen.

c.       Multilinead Theories of Evolution
Teori ini lebih menekanankan pada penelitian terhadap tahap – tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitikan tentang perubahan system mata pencaharian dari system berburu ke system pertanian menetap dengan mengggunakan pemupukan dan pengairan.

Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan dari Teory Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antara  adalah sebagai berikut.
Ø  Data yang menunjang penentuan tahapan – tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali tidak cermat.
Ø  Urutan –urutan dalam tahap – tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap yang justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh teori ini.
2.       Teori Konflik
Pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materill, sehingga akan mengarah kepada perubahan sosial. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam teori  konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.

Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.
a.       Setiap masyarakat terus – menerus berubah.
b.      Setiap komponen masyarakat biasanaya menunjang perubahan masyarakat.
c.       Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.
d.      Kestabilan sosial akan tergantung  pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh yang lainnya.

3.       Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)
Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Menurut teori ini, beberapa unsur kebudyaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur lainnya tidak dapat mengikuti kecepapatan perubahan unsur tersebut. Maka yang terjadi  adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag. Tokoh dari teori ini adalah Wiliam Ogburn.

Secara lebih ringkas, pandangan teori ini fungsionalis adalah sebagai berikut.
a.       Setiap masyarakat relative bersifat stabil.
b.      Setiap komponen masyarakat biasanaya menunjang kestabilan masyarakat.
c.       Setiap masyarakat biasanaya relatif terintegrasi.
d.      Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (consensus) dikalangan angggota kelompok masyarakat.

4.       Teori Siklis (Cyclical Theory)
Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari.

Sementara itu, beberapa  bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut.
a.       Teori Oswald Spenger (1880-1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak – anak, remaja, dewasa, dan tua, pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun.

b.      Teori Pitrim A. Sorokin (1889 – 1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan sensasi.
1)      Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai – nilai dan kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.
2)      Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural) dan rasional yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptapkan masyarakat  ideal.
3)      Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolak ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.

5.       Teori Arnold Toynbee (1889 – 1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah mangalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang dewasa ini beralih menuju ketahap kepunahannya.


C.      BENTUK – BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
1.       Perubahan secara lambat dan secara cepat
Perubahan sosial yang berlangasung secara cepat disebut revolusi, sedangkan berlangsung secara lambat disebut evolusi
a.       Revolusi
Revolusi adalah bentuk perubahan yang direncanakan terlebih dahulu, tetapi bisa juga berlangsung tanpa direncanakan, revolusi industry di inggris memerlukan waktu sangat panjang untuk mengubah sstem kerja  dari manual menuju ke mekanik. Perubahan dianggap cepat karena menyangkut sendi – sendi kehidupan.
Gerakan reformasi mahasiswa yang berhasil menjatuhkan rezim orde baru di Indonesia merupakan salah satu contoh perubahan sosial  yang berlangsung sangat cepat yang mampu merubah sistem pemerintahan baru yang lebih demokratis.
b.      Evolusi
Evolusi merupakan bentuk perubahan yang berlangsung secara alamiah dan tidak direncanakan. Perubahan evolusi terjadi karena adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan – keperluan, keadaan – keadaan dan kondisi – kondisi baru. Contoh budaya

2.          Perubahan yang dikehendaki dan yang tidak dikehendaki
a.       Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan (planed change)
Perubahan yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki antara lain: bentuk – bentuk perubahan pola prilaku yang merupakan dampak  negatif dari adanya perubahan sosial budaya. Missal kenakalan remaja merupakan perubahan sosial yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki, namun terjadi sebagai dampak modernisasi.
b.      Perubahan yang dikehendaki atau direncakanakan (uplaned change)
Program pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia sejak masa orde baru merupakanbentuk perubahan sosial yang direncanakan atau dikehendaki.

D.      FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat adalah factor – factor dan ekstern yaitu sebagai berikut.
1.       Factor Intern
Ada beberapa factor yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial, yaitu perubahan penduduk, penemuan – penemuan baru, konflik dalam masyarakat dan pemberontakan.
a.       Perubahan penduduk
Perubahan penduduk berarti bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu masyarakat hal itu bisa disebabkan  oleh adanaya kelahiran dan kematian, namun bisa karena adanya perpindahan penduduk, baik transmigrasi maupun urbanisasi.
Transmigrasi dan urbanisasi dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk yang dituju, serta berkurangnya jumlah penduduk daerah yang ditinggalkan. Akibatnya terjadi perubahan dalam struktur masyarakat, seperti munculnya berbagai profesi dan kelas sosial.
b.      Penemuan – penemuan baru
Berbagai penemuan baru diciptakan oleh manusia untu membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat melalui proses discovery, invention, dan invention dan inovasi.
1)      Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat. Unsure baru itu dapat berupa alat – alat baru ataupun ide ide baru.
2)      Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan, discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru ini dalam kehidupan nyata di masyarakat.
3)      Inovasi atau proses pembaruan, yaitu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru serta jalannya unsur baru dari diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai oleh sebagian besar masyarakat.

c.       Konflik dalam Masyarakat
Suatu konflik yang baru disadari dapat memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial tersebut. Apabila demikian, maka biasanya terbentuk keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelu terjadi konflik .
Contohnya konflik antar teman disekolah. Konflik dapat merubah kepribadian orang – orang yang terlibat didalamnya, misalnya jadi murung, pendiam, tidak mau bergaul, dan lain – lain. Namun, apabila orang – orang yang terlibat konflik sadar akan hal itu, maka mereka akan berusaha untuk memperbaiki keadaan itu agar lebih baik dari sebelumnya.

d.      Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi di Indonesia pada 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan colonial menjadi pemerintahan nasional. Hal itu diikuti dengan berbagai perubahanmulai  dari lembaga, sistem politik, dan sebagainya.

2.       Faktor ekstern
a.       Factor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Alam mempunyai makna yang sangat penting bagi kehidupan. Tidak  jarang tindakan manusia justru mengakibatkan munculnya kerusakan alam. Misalnya tindakan manusia menebang hutan secara liar. Tindakan tersebut dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor pada musim penghujan karena terjadinya pengikisan tanah oleh air hujan (erosi) akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan  tempat tinggal, keluarga, dan sarana umum lainnya.

b.      Peperangan
Peperangan yang terjadi antara Negara yang satu dengan Negara yang lain dapat menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat mendasar, baik seluruh wujud budaya (system budaya, system sosial, dan unsur – unsur budaya fisik) maupun seluruh unsure budaya (system pengetahuan. Teknologi, ekonomi, bahasa, kesenian, system religi, dan kemasyarakatan). Umumnya terjadi dinegara yang kalah perang karena biasanaya Negara menang cenderung untuk meamaksa nilai – nilai, budaya, cara – cara, dan lembaga kemasyarakatan kepada Negara tersebut.

c.       Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
1)      Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Disamping dipengaruhi, suatu masyarakat akan memengaruhi masyarakat lain.
2)      Apabila kontak kebudayaan terjadi  melalui sarana komunikasi masa seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini pengaruh kebudayaan hanya terjadi sepihak, yaitu pengaruh dari masyarakat yang mengauasai sarana komunikasi masa tersebut.
3)      Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan itu saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanaya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalu nya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.
4)      Apabila  dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur – unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.

E.       FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL
1.       Factor – Faktor Pendorong Perubahan
a.       Adanya Kontak dengan kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan – penemuan baru yang telah dihasilkan.
b.      System pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan memberikan nilai – nilai tertentu bagi manusia, terutama  membuka pikiran dan membiasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif.
c.       Sikap mengahargai hasil karya orang lain
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi.
d.      Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang
Penyimpangan sosial  sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosia budaya.
e.      Sistem terbuka masyarakat (Open Stratification)
System terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertical atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat.
f.        Heterogen penduduk
Di dalam masyarakat heterogen  yang mempunyai latar belakang  budaya, ras, dan ideology yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial.
g.       Orientasi ke masa depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir majudan mendorong terciptanya penemuan – penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan tuntutan zaman.
h.      Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang – bidang tertentu
Ketidakpusan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubahnya.
i.         Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar  untuk memperbaiki hidupnya
Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

2.       Faktor – faktor penghambat perubahan
a.       Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain.
b.      Terlambatnya Perkembagan Ilmu Pengetahuan
c.       Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional
d.      Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaaan
e.      Adanya Kepentingan – Kepentingan yang Telah Tertanam Dengan Kuat ( Vested Interest Interest)
f.        Adanya Sikap Tertutup  dan Prasangka Terhadap Hal Baru (Asing)
g.       Hambatan – Hambatan yang Bersifat Ideologis
h.      Adat atau Kebiasaan yang Telah Mengakar
i.         Nilai Bahwa Hidup ini pada Hakikatnya

mohon maaf jika terjadi  kesalahan tulisan tunggu lagi postingan postingan  berikutnya
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar