KURSOR merah

Translate

Jumat, 18 Juli 2014

integrasi sosial





        Pengertian integrasi
Integrasi sosial mengandung arti suatu proses penyesuaian di antara unsur – unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat proses integrasi sosial akan berhasil dengan berhasil dengan baik, jika terwujudnya hal – hal berikut.
a.       Tercapai suatu konsensus mengenai norma – norma dan nilai – nilai social.
b.      Norma – norma itu konsisten dan tidak berubah – ubah.
c.       Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan antara yang satu dan yang lain.

2.       Bentuk – bentuk integrasi  sosial
Bentuk integrasi sosial adalah sebagai berikut.
a.       Integrasi instrumental, yakni integrasi yang tampak secara visual dari adanya ikatan – ikatan sosial di antara individu – individu di dalam masyarakat
b.      Integasi ideology, yakni suatu bentuk integrasi yang tidak tampak secara visual yang terbentuk dari ikatan spiritual (ideologis) yang kuat dan mendasar melalui proses alamiah tanpa adanya suatu ikatan atau paksaan, integrasi ideology menggambarkan adanya kesepahaman dalam nilai – nilai, persepi serta tujuan diantara orang – orang yang terikat menjadi satu kesatuan sosial.

3.       Faktor – faktor yang mempengaruhi integrasi
a.       Adanya homogenitas kelompok
Integrasi merupakan hasil dari minat dan kepentingan bersama, ciri – ciri, norma dan tingkah laku yang sama serta adanya kesepakatan bersama  tentang tata cara operasional dan peraturan.
b.      Besar kecilnya kelompok masyarakat 
Dalam kelompok masyarakat  yang relatif kecil diwarnai oleh hubungan pribadi yang informal dan akrab dibandingkan kelompok yang lebi besar hubungan akrab dan informal disebut relasi primer sedangkan hubungan yang bersifat formal dan tidak akrab disebut relasi sekunder.
c.       Perpindahan fisik
Adanya perpidahan secara fisik dari suatu kelompok pada lokasi yang lain sekaligus memisahkan mereka dari kelompok asal dan akan melemahkan integrasi kelompok asal.
d.      Efisiensi dan komunikasi
Integrasi dalam suatu kelompok merupakan fungsi dan efisiensi komunikasi di antara para anggota, termasuk penyesuaian diri dengan norma – norma dalam dalam kelompok sehingga mempengaruhi perilaku dan sikap mereka.

4.       Terjadinya proses integrasi social
a.       Fase akomodasi, adalah proses meredakan pertentangan atau konflik untuk mencapai stabilitas sosial.
b.      Fase kerjasama, timbul karena ketegangan mayarakat sebagai akibat adanya unsur – unsur yang berbeda – beda setelah terjadi proses akomodasi. Kerja sama dapat lahir karena mereka terlibat konflik menyadari mempunyai kepentingan yang sama.
c.       Fase koordinasi, sangat diperlukan untuk menyempurnakan kerja sama yang terjalin. Proses koordinasi terlihat jelas apabila dlaam suatu masyarakat terdapat kelompok – kelompok yang saling berbeda paham dalam bidang politik. Setiap kelompok ingin mendudukkan calonnya sebagai pemimpin, maka dalam politik persaingan sangatlah sengit.
Fase asimilasi, merupakan tahapan terakhir dari proses integrasi. Dalam proses asimilasi setiap anggota masyarakat mengidentifikasi dirinya dengan kepentingan – kepentingan serta tujuan – tujuan kelompok. Apabila ada dua kelompok masyarakat mengadakan asimilasi batas antara dua kelompok itu hilang dan akan menjadi satu kelompok

Kamis, 17 Juli 2014

Gagasan penanganan masalah

         GAGASAN PENANGANAN MASALAH
Berbagai masalah sosial tumbuh didalam kehidupan masyarakat majemuk perlu ditangani secara sungguh – sungguh dengan mengutamakan upaya pencegahan sejak dini agar perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat majemuk tidak berlanjut mengarah kepada pecahnya konflik sosial. Berikut ini beberapa contoh upaya penanganan terhadap permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat majemuk.
1.       Menangani Masalah Kesenjangan Sosial
Untuk menangani  masalah sosial ekonomi ini pemerintah berupaya melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui usaha :
a.       Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menerapkan Askeskin (asuransi kesehatan untuk  keluarga miskin)
b.      Pemberian bantuan subsidi kepada keluarga prasejahtera,
c.       Penerapan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun,
d.      Mempermudah perolehan modal usaha melalui kredit usaha kecil
Dengan berbagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan inilah diharapkan dapat mengurangi jumlah angka kemiskinan serta menghapus atau mengurangi terjadinya kesenjangan sosial di tengah kehidupan masyarakat.

2.       Menangani Masalah Kriminalitas
Tindak kriminal sangat mengganggu stabilitas keamanan masyarakat yang berdampak pada diintegrasi sosial Langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi perilaku menyimpang dan tindak kriminal adalah:
A.      Menegakkan hukum dengan menjatuhkan sanksi tegas kepada perilaku menyimpang dan pelaku tindak kriminal,
B.      Meningkatkan kinerja aparat kepolisian sebagai pelindung rakyat, 
C.      Meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi,
D.      Meningkatkan pengendalian sosial untuk memperkecil terjadinya penyimpangan dan perilaku kejahatan. 

3.       Menangani Masalah Pelanggaran HAM
Pelanggaran terhadap HAM masih sering terjadi di sekitar kita. Hal ini terjadi sebagai dampak adanya sistem stratifikasi kekuasaan sehingga masyarakat kalangan bawah sering memperoleh perlakuan yang tidak manusiawi, misal : penertiban PKL pembongkaran pemukiman liar, dan sebagainya.

Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan usaha lain:
a.       Memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutama kalangan kelas bawah akan tata tertib mengenai penggunaan lahan dan tempat usaha. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak asal menempati tempat kosong untuk usaha ataupun permukiman seenaknya sendiri,
b.      Memberikan pembinaan yang sifatnya persuasive jika terjadi pelanggaran pemakaian lahan,
c.       Mengupayakan relokasi bagi tempat usaha bagi pedagang kaki lima yang tepat,
d.      Melakukan penertiban  terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran dengan cara  persuasif dan manusiawi.

4.       Menangani Masalah Persaingan
Ketidakseimbangan antara jumlah pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia menyebabkan persaingan yang sangat tajam di antara para pekerjaan yang tidak sesuai dengan sesuai dengan standar kelayakan hidup serta semakin tingginya angka penganguran tingginya angka penganguran mengkibatkan munculnya masalah – masalah sosial. Hal ini upaya yang dapat dilakukan antara lain:
a.       Menanamkan jiwa wiraswasta sejak dini,
b.      Menanamkan keahlian dan keterampilan,
c.       Meningkatkan pembangunan melalui padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja,
d.      Menyalurkan tenaga kerja keluar negeri secara legal dengan memberikan perlindungan terhadap hak para pekerja dengan memenuhi kewajiban yang harus dilaksanakan.

5.       Mengatasi Masalah Gejala Disintegrasi Nasional
Berkembang pesatnya arus demokrasi yang melanda Indonesia sejak era reformasi menyebabkan setiap orang memiliki kesempatan terbuka untuk mengemukakan pendapat, menghimpun masa dan mengkritik pemerintah dengan hanya melihat kekurangan  kekurangan pemerintah. Era demokrasi juga memunculkan banyak tokoh – tokoh pemuka masyarakat yang masing – masing memiliki kepentingan sendiri – sendiri. Merebaknya silang pendapat diantara para tokoh nasional telah menimbulkan macam – macam kelompok baik yang pro maupun kontra pemerintah. Gejala diintegrasi muncul dalam bentuk:
a.       Merebaknya aksi unjuk rasa turun ke jalan yang cenderung berisi memcah belah masyarakat,
b.      Munculnya aksi kekerasan, pemaksaan kehendak dan tindakan anarkis lain yang melibatkan masa,
c.       Main aksi protes yang cenderung menurunkan wibawa pemerintah,
d.      Tidak efektifnya sanksi hukum,
e.      Munculnya kerusuhan di berbagai daerah,
f.        Gerakan separatism.
Untuk mengatasi krisis gejala diintegrasi tersebut dapat diupayakan langkah – langkah:
a.       Reorganisasi adalah pembentukan nilai – nilai dan norma – norma baru yang menyesuaikan dengan lembaga – lembaga kemasyarakatan/lembaga Negara telah berubah. Misal : tap – tap MPR, tata perundangan, amendemen UUD, dan penerapan otonomi daerah
b.      Institusionalisasi atau pelembagaan adalah proses penanaman nilai – nilai secara kukuh dalam seluruh lapisan masyarakat.
Adapun rumus institusional adalah sebagai berikut.

          (Efektifitas menanam) – (kekuatan menentang)
                Institusionalisasi =
                                                                                        Kecepatan menanam
          
Berdasarkan rumus tersebut mengandung makna , bahwa jika kemampuan menanamnya tinggi, kekuatan menentangnya kecil dan kecepatan menanamnya besar maka proses pelembagaan nilai dan norma baru akan berhasil. Jika hal tersebut tercapai maka terjadi akomodasi.
Akomodasi adalah usaha usaha – usaha untuk meredam berbagai konflik dengan cara damai tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tidak  kehilangan  kepribadiannya.

6.       Menangani Masalah Diskriminasi Gender
Untuk menangani masalah ini, maka hal utama yang harus diperhatikan adalah meningkatkan pendidikan kaum perempuan, sehingga perempuan memilki kesempatan mengembangkan kariernya sejajar dengan kaum laki – laki. Hal ini perlu dilakukan penyuluhan – penyuluhan dimasyarakat terpencil maupun di pedesaan yang masih memegang tradisi mengesampingkan pendidikan kaum perempuan dan membatasi ruang lingkup perempuan dalam beraktivitas. padahal jika kita amati dalam kehidupan masyarakat, justru kaum perempuanlah yang aktif berjuang. misal: kaum perempuan didesa – desa mampu mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, mengasuh anak sambil mencari nafkah.

7.       Menangani Masalah Perbedaan Politik
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kesadaran para pemimpin elit politik untuk mengedepankan wawasan kebangsaan sebagai arah perjuangan yang utama partainya menggunakan bendera kelompok tertentu.

8.       Menangani Masalah Adanya Sikap Fanatic dan Ekstrim Keagamaan Yang Dapat Meresahkan Pihak Yang Berlainan Paham dan Agama
Peranan  pemuka agama dalam menyadarkan masing – masing pengikutnya untuk saling mewujudkan suasana kehidupan yang menentramkan lahir dan batin sangatlah besar. Pemukan  agama perlu menyadarkan kepada para pengikutnya bahwa Sang Maha Pencipta sengaja menciptakan seluruh makhluk di bumi ini dengan berbagai keanekaragaman. Dengan adanya keanekaragaman  inilah sekaligus ujian bagi semua makhluk terutama  manusia sebagai makhluk ciptaan- Nya yang paling luhur untuk mampu menjaga seluruh ciptaan-Nya agar terhindar dari kehancuran.
Kurangnya pemahaman mengenai keanekaragaman ciptaan tuhan menjadikan orang berpikiran sempit yang akibatnya menghalalkan segala cara termasuk membunuh atau merusak  segala hal yang tidak sesuai dengan jalan pikirannya.

sampul fb edogawa conan



Saya kali ini akan membagikan sampul facebook detective conan buatan saya semoga kalian menyukai nya, dimohon agar tidak menghapus nama design nya hargailah pembuatnya.

Penangan Masalah Sosial Budaya Menuju Integrasi Sosial


Penangan Masalah Sosial Budaya
Menuju Integrasi Sosial

A.      INVENTARISASI MASALAH – MASALAH SOSIAL BUDAYA
1.       Masalah Kesenjangan Sosial
Perbedaan status sosial ekonomi antara warga masyarakat yang satu dan lainnya merupakan awal munculnya kesenjangan social yang membatasi kehidupan kaya dan miskin. Pola kehidupan masyarakat golongan kaya yang konsumtif secara berlebihan memancing kecemburuan sosial di kalangan warga masyarakat yang kurang mampu. Adanya kecemburuan sosial inilah yang akan memudahkan meletusnya konflik sosial.

2.       Masalah Kriminalitas
Ketidakseimbangan pola kehidupan masyarakat yang satu dan lainnya sering memancing keinginan warga tertentu yang menghedaki pola kehiduapn tertentu dengan cara yang menyimpang. Keinginan meguasai harta orang lain secara tidak adil melalui  tindak kejahatan merupakan salah satu bentuk prilaku menyimpang yang berlatar belakang pada kesenjangan ekonomi.       

3.       Masalah Pelanggaran HAM
Masalah HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan salah satu isu globalisasi yang melanda dunia pasca perang Dunia II seiring dengan pesatnya modernisasi dan reformasi di berbagai bidang. Ketidakadilan dan kesewenang – wenangan perlakuan terhadap orang lain merupakan penyebab tuntutan akan persamaan hak penjajahan atau kolonisasi dan perbudakan merupakan bentuk – bentuk perlakuan yang tidak manusiawi yang melanggar hak – hak asasi  manusia. Tuntutan kaum buruh akan hak pesangon, pension serta cuti, merupakan salah satu bentuk tuntutan yang berlatar belakang pada hak – hak asasi manusia.

4.       Masalah Persaingan
Pesatnya perkembangan industry memicu terjadinya persaingan yang semakin ketat dalam bidang usaha demikian pula, pertumbuhan penduduk yang tidak diiringi dengan persediaan lapangan pekerjaan yang memadat menimbulkan persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan yang sesuai. Aneka ragam persaingan yang melanda masyarakat merupakan awal terjadinya konflik sosial.

5.       Gejala Disintegrasi Nasional
Berkembangnya primordialisme yang disertai sikap etnosentrisme yang kuat merupakan benih – benih yang memunculkan gejala disintegrasi nasional. Keinginan daerah untuk lepas dari  pemerintah pusat yang di wujudkan dalam bentuk gerakan separatis merupakan salah satu gejala disintegrasi nasional, yang pecahnya persatuan bangsa.

6.       Masalah Gender
Derasnya tuntutan emansipasi wanita dalam gencarnya gerakan persamaan derajat  antara wanita dan laki – laki merupakan salah satu isu global yang menandai kebangkitan wanita diabad – 20. Dominasi laki – laki yang mewarnai pola kehidupan masyarakat dunia menjadi salah satu penyebab munculnya tuntutan akan kesetaraaan hak dan kewajiban dari  kalangan perempuan yang memperjuangkan kesamaan derajat antara laki – laki dan wanita.

7.       Masalah Perbedaan Politik
Dibukanya pintu demokrasi pasca tambangnya rezim orde baru memberikan peluang selebar – lebarnya bagi  setiap warga Negara untuk menyalurkan aspirasi politiknya sesuai dengan kondisi masing – masing warga. Terbukanya gejala demokratisasi yang terjadi didalam system pemerintahan Indonesia semakin menyuburkan tumbuhnya politik aliran dalam kehidupan politik di Indonesia. Keadaan yang demikian ini menjadikan masyarakat terkotak – kotak dalam persaingan politik yang cenderung rawan terhadap munculnya konflik horizontal

8.       Masalah Keyakinan Atau Agama
Berkembangnya kehidupan Beragama dikalangan masyarakat sering menumbuhkan semangat fanatisme yang sempit bagi pengikutnya yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan yang bernuansakan SARA. Sangat ironis memang jika umat beragama saling bertikai dengan alasan membela agama, sehingga agama berubah fungsi bukan sebagai pemersatu masyarakat justru sebagai penyebab konflik masyarakat.

B.      GAGASAN PENANGANAN MASALAH
Berbagai masalah sosial tumbuh didalam kehidupan masyarakat majemuk perlu ditangani secara sungguh – sungguh dengan mengutamakan upaya pencegahan sejak dini agar perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat majemuk tidak berlanjut mengarah kepada pecahnya konflik sosial. Berikut ini beberapa contoh upaya penanganan terhadap permasalahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat majemuk.
1.       Menangani Masalah Kesenjangan Sosial
Untuk menangani  masalah sosial ekonomi ini pemerintah berupaya melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui usaha :
a.       Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menerapkan Askeskin (asuransi kesehatan untuk  keluarga miskin)
b.      Pemberian bantuan subsidi kepada keluarga prasejahtera,
c.       Penerapan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun,
d.      Mempermudah perolehan modal usaha melalui kredit usaha kecil
Dengan berbagai upaya untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan inilah diharapkan dapat mengurangi jumlah angka kemiskinan serta menghapus atau mengurangi terjadinya kesenjangan sosial di tengah kehidupan masyarakat.

2.       Menangani Masalah Kriminalitas
Tindak kriminal sangat mengganggu stabilitas keamanan masyarakat yang berdampak pada diintegrasi sosial Langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi perilaku menyimpang dan tindak kriminal adalah:
A.      Menegakkan hukum dengan menjatuhkan sanksi tegas kepada perilaku menyimpang dan pelaku tindak kriminal,
B.      Meningkatkan kinerja aparat kepolisian sebagai pelindung rakyat, 
C.      Meningkatkan pembangunan di bidang ekonomi,
D.      Meningkatkan pengendalian sosial untuk memperkecil terjadinya penyimpangan dan perilaku kejahatan. 

3.       Menangani Masalah Pelanggaran HAM
Pelanggaran terhadap HAM masih sering terjadi di sekitar kita. Hal ini terjadi sebagai dampak adanya sistem stratifikasi kekuasaan sehingga masyarakat kalangan bawah sering memperoleh perlakuan yang tidak manusiawi, misal : penertiban PKL pembongkaran pemukiman liar, dan sebagainya.

Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan usaha lain:
a.       Memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutama kalangan kelas bawah akan tata tertib mengenai penggunaan lahan dan tempat usaha. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak asal menempati tempat kosong untuk usaha ataupun permukiman seenaknya sendiri,
b.      Memberikan pembinaan yang sifatnya persuasive jika terjadi pelanggaran pemakaian lahan,
c.       Mengupayakan relokasi bagi tempat usaha bagi pedagang kaki lima yang tepat,
d.      Melakukan penertiban  terhadap masyarakat yang melakukan pelanggaran dengan cara  persuasif dan manusiawi.

4.       Menangani Masalah Persaingan
Ketidakseimbangan antara jumlah pencari kerja dengan lapangan pekerjaan yang tersedia menyebabkan persaingan yang sangat tajam di antara para pekerjaan yang tidak sesuai dengan sesuai dengan standar kelayakan hidup serta semakin tingginya angka penganguran tingginya angka penganguran mengkibatkan munculnya masalah – masalah sosial. Hal ini upaya yang dapat dilakukan antara lain:
a.       Menanamkan jiwa wiraswasta sejak dini,
b.      Menanamkan keahlian dan keterampilan,
c.       Meningkatkan pembangunan melalui padat karya yang dapat menyerap banyak tenaga kerja,
d.      Menyalurkan tenaga kerja keluar negeri secara legal dengan memberikan perlindungan terhadap hak para pekerja dengan memenuhi kewajiban yang harus dilaksanakan.

5.       Mengatasi Masalah Gejala Disintegrasi Nasional
Berkembang pesatnya arus demokrasi yang melanda Indonesia sejak era reformasi menyebabkan setiap orang memiliki kesempatan terbuka untuk mengemukakan pendapat, menghimpun masa dan mengkritik pemerintah dengan hanya melihat kekurangan  kekurangan pemerintah. Era demokrasi juga memunculkan banyak tokoh – tokoh pemuka masyarakat yang masing – masing memiliki kepentingan sendiri – sendiri. Merebaknya silang pendapat diantara para tokoh nasional telah menimbulkan macam – macam kelompok baik yang pro maupun kontra pemerintah. Gejala diintegrasi muncul dalam bentuk:
a.       Merebaknya aksi unjuk rasa turun ke jalan yang cenderung berisi memcah belah masyarakat,
b.      Munculnya aksi kekerasan, pemaksaan kehendak dan tindakan anarkis lain yang melibatkan masa,
c.       Main aksi protes yang cenderung menurunkan wibawa pemerintah,
d.      Tidak efektifnya sanksi hukum,
e.      Munculnya kerusuhan di berbagai daerah,
f.        Gerakan separatism.
Untuk mengatasi krisis gejala diintegrasi tersebut dapat diupayakan langkah – langkah:
a.       Reorganisasi adalah pembentukan nilai – nilai dan norma – norma baru yang menyesuaikan dengan lembaga – lembaga kemasyarakatan/lembaga Negara telah berubah. Misal : tap – tap MPR, tata perundangan, amendemen UUD, dan penerapan otonomi daerah
b.      Institusionalisasi atau pelembagaan adalah proses penanaman nilai – nilai secara kukuh dalam seluruh lapisan masyarakat.
Adapun rumus institusional adalah sebagai berikut.

          (Efektifitas menanam) – (kekuatan menentang)
                Institusionalisasi =
                                                                                        Kecepatan menanam
          
Berdasarkan rumus tersebut mengandung makna , bahwa jika kemampuan menanamnya tinggi, kekuatan menentangnya kecil dan kecepatan menanamnya besar maka proses pelembagaan nilai dan norma baru akan berhasil. Jika hal tersebut tercapai maka terjadi akomodasi.
Akomodasi adalah usaha usaha – usaha untuk meredam berbagai konflik dengan cara damai tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tidak  kehilangan  kepribadiannya.

6.       Menangani Masalah Diskriminasi Gender
Untuk menangani masalah ini, maka hal utama yang harus diperhatikan adalah meningkatkan pendidikan kaum perempuan, sehingga perempuan memilki kesempatan mengembangkan kariernya sejajar dengan kaum laki – laki. Hal ini perlu dilakukan penyuluhan – penyuluhan dimasyarakat terpencil maupun di pedesaan yang masih memegang tradisi mengesampingkan pendidikan kaum perempuan dan membatasi ruang lingkup perempuan dalam beraktivitas. padahal jika kita amati dalam kehidupan masyarakat, justru kaum perempuanlah yang aktif berjuang. misal: kaum perempuan didesa – desa mampu mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, mengasuh anak sambil mencari nafkah.

7.       Menangani Masalah Perbedaan Politik
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan kesadaran para pemimpin elit politik untuk mengedepankan wawasan kebangsaan sebagai arah perjuangan yang utama partainya menggunakan bendera kelompok tertentu.

8.       Menangani Masalah Adanya Sikap Fanatic dan Ekstrim Keagamaan Yang Dapat Meresahkan Pihak Yang Berlainan Paham dan Agama
Peranan  pemuka agama dalam menyadarkan masing – masing pengikutnya untuk saling mewujudkan suasana kehidupan yang menentramkan lahir dan batin sangatlah besar. Pemukan  agama perlu menyadarkan kepada para pengikutnya bahwa Sang Maha Pencipta sengaja menciptakan seluruh makhluk di bumi ini dengan berbagai keanekaragaman. Dengan adanya keanekaragaman  inilah sekaligus ujian bagi semua makhluk terutama  manusia sebagai makhluk ciptaan- Nya yang paling luhur untuk mampu menjaga seluruh ciptaan-Nya agar terhindar dari kehancuran.
Kurangnya pemahaman mengenai keanekaragaman ciptaan tuhan menjadikan orang berpikiran sempit yang akibatnya menghalalkan segala cara termasuk membunuh atau merusak  segala hal yang tidak sesuai dengan jalan pikirannya.


C.      MEMAHAMI KONSEP INTEGRASI
1.       Pengertian integrasi
Integrasi sosial mengandung arti suatu proses penyesuaian di antara unsur – unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat proses integrasi sosial akan berhasil dengan berhasil dengan baik, jika terwujudnya hal – hal berikut.
a.       Tercapai suatu konsensus mengenai norma – norma dan nilai – nilai social.
b.      Norma – norma itu konsisten dan tidak berubah – ubah.
c.       Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan antara yang satu dan yang lain.

2.       Bentuk – bentuk integrasi  sosial
Bentuk integrasi sosial adalah sebagai berikut.
a.       Integrasi instrumental, yakni integrasi yang tampak secara visual dari adanya ikatan – ikatan sosial di antara individu – individu di dalam masyarakat
b.      Integasi ideology, yakni suatu bentuk integrasi yang tidak tampak secara visual yang terbentuk dari ikatan spiritual (ideologis) yang kuat dan mendasar melalui proses alamiah tanpa adanya suatu ikatan atau paksaan, integrasi ideology menggambarkan adanya kesepahaman dalam nilai – nilai, persepi serta tujuan diantara orang – orang yang terikat menjadi satu kesatuan sosial.

3.       Faktor – faktor yang mempengaruhi integrasi
a.       Adanya homogenitas kelompok
Integrasi merupakan hasil dari minat dan kepentingan bersama, ciri – ciri, norma dan tingkah laku yang sama serta adanya kesepakatan bersama  tentang tata cara operasional dan peraturan.
b.      Besar kecilnya kelompok masyarakat 
Dalam kelompok masyarakat  yang relatif kecil diwarnai oleh hubungan pribadi yang informal dan akrab dibandingkan kelompok yang lebi besar hubungan akrab dan informal disebut relasi primer sedangkan hubungan yang bersifat formal dan tidak akrab disebut relasi sekunder.
c.       Perpindahan fisik
Adanya perpidahan secara fisik dari suatu kelompok pada lokasi yang lain sekaligus memisahkan mereka dari kelompok asal dan akan melemahkan integrasi kelompok asal.
d.      Efisiensi dan komunikasi
Integrasi dalam suatu kelompok merupakan fungsi dan efisiensi komunikasi di antara para anggota, termasuk penyesuaian diri dengan norma – norma dalam dalam kelompok sehingga mempengaruhi perilaku dan sikap mereka.

4.       Terjadinya proses integrasi social
a.       Fase ekomodasi, adalah proses meredakan pertentangan atau konflik untuk mencapai stabilitas sosial.
b.      Fase kerjasama, timbul karena ketegangan mayarakat sebagai akibat adanya unsur – unsur yang berbeda – beda setelah terjadi proses akomodasi. Kerja sama dapat lahir karena mereka terlibat konflik menyadari mempunyai kepentingan yang sama.
c.       Fase koordinasi, sangat diperlukan untuk menyempurnakan kerja sama yang terjalin. Proses koordinasi terlihat jelas apabila dlaam suatu masyarakat terdapat kelompok – kelompok yang saling berbeda paham dalam bidang politik. Setiap kelompok ingin mendudukkan calonnya sebagai pemimpin, maka dalam politik persaingan sangatlah sengit.
d.      Fase asimilasi, merupakan tahapan terakhir dari proses integrasi. Dalam proses asimilasi setiap anggota masyarakat mengidentifikasi dirinya dengan kepentingan – kepentingan serta tujuan – tujuan kelompok. Apabila ada dua kelompok masyarakat mengadakan asimilasi batas antara dua kelompok itu hilang dan akan menjadi satu kelompok.