KURSOR merah

Translate

Sabtu, 05 Juli 2014

Perkembangan Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural

A.      PROSES PERKEMBANGAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Dalam perkembangan kehidupan masyarakat multikultural terdapat gejala – gejala sosial sebagai berikut.
1.       Masyarakat majemuk Indonesia akan menimbulkan berbagai jenis kebudayaan dan adat istiadat.
2.       Terbentuknya keanekaragaman kelompok penganut agama dan kepercayaaan kepada tuhan yang maha esa.
3.       Munculnya berbagai jenis  mata pencarian yang disebabkan oleh perbedaan kondisi geografis dan potensi alam.
4.       Perbedaan tingkat kemajuan pendidikan, penguasaan iptek, serta keahlian menyebabkann terjadi nya perbedaan kepemilikan sesuatu yang berharga, sehingga menyebabkan masyarakat terbagi dalam kelas – kelas social secara bertingkat.
5.       Terjadinya persilangan keanggotaan social dari berbagai bagian yang disebut interelasi social, dan terjadinya saling tumpang tindih keanggotaan social antara ras dengan agama, iklan, dan suku bangsa, yang disebut konsolidasi social.

B.      BERKEMBANGNYA PRIMORDIALISME DAN POLITIK ALIRANN
1.       Kelompok Primorldial
Secara Sosiologis  pengertian   primodial adalah hal – hal tertentu yang telah terjadi secara turun temurun daya pengikat primordial adalah hubungan darah, kesamaan daerah asal – usul, kesamaan suku bangsa beserta adat istiadat, bahasa, dan keseniannya.
Pengertian primordialisme menurut Robuskha dan Shepsie (1972) adalah loyalitas yang berlebihan terhadap budaya subnasional seperti suku bangsa, agama, ras, kedaerahan, dan keluarga. Adanya loyalitas yang berlebihan tersebut akan mengancam stabilitas dan keberadaan Negara suatu bangsa. Hal itu dapat terjadi karena dengan adanya sikap primorsialisme tersebut dapat mengurangi loyalitas warga Negara pada budaya nasional dan Negara. Warga Negara lebih setia dan loyal pada kelompoknya daripada kepada Negara keadaan inilah yang dapat mengancam kedaulatan.
        Hal – hal yang menyebabkan  primordialisme antara lain:
a.       Adanya tekad yang kuat untuk mempertahankan eksistensi kelompoknya terhadap ancaman dari luar,
b.      Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi yang berkaitan dengan religi yang dianutnya, adat istiadat, seni budaya dan sebagainya
c.       Adanya sesuatu yang dianggap istimewa (bernilai lebih) oleh warga kelompok social tertentu
d.      Adanya kecintaan yang mendalam terhadap kampung halamannya beserta anggota – anggotanya kerabat nya yang senior.

Dampak positif primodialisme antara lain:
A.      Dapat menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup kelompok sosialnya beserta nilai – nilai dan norma yang ada dan sebaiknya,
B.      Sebagai sarana untuk melestarikankebudayaan daerahnya,
C.      Dapat mempertinggi kecintaan dan ikatan batin terhadap kelompok sosianya (memperkuat in group feeling)
D.      Mempertinggi semangat juang, etos kerja, dan patriotism,
E.       Dapat mempertinggi rasa cinta tanah air dan kesetiaan terhadap bangsa dan Negara.

                             Dampak negative primordialisme  antara lain:
a.       Sikap primordialisme berlebihan akan menciptakan sikap chuvinisme yang menganggap rendah bangsa lain sehingga mengganggu hubungan antar bangsa. Primordialisme yang di dukung oleh kekuasaan politik dapat mengakibatkan ras diskriminasi, sehingga menimbulkan disharmoni hubungan social dan mengancam integritas nasional;
b.      Dapat menumbuhkan sikap etnosentrisme, sehingga bersikap merendahkan kelompok lain;
c.       Memicu terjadi nya konflik antarkelompok social sebagai dampak sikap etnosentrisme;
d.      Menghambat proses asimilasi dan integrasi serta menghalangi usaha akomodasi social, yang disebabkan adanya hubungan yang kurang harmonis antara kelompok social;

2.       Politik Aliran
Politik aliran di Indonesia mulai tumbuh pada masa kebangkitan nasional (1908) dan terus berkembang hingga masa pemerintahan Orde baru. Menurut Clifford Gertz, politik aliran adalah keadaan perpolitikanpartai – partai politik yang ada dikelilingi dan diikuti oleh  sejumlah organisasi massa formal maupun nonformal yang berpegang pada ideology yang sama.

C.      BERKEMBANGNYA KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL KEAGAMAAN YANG MODERAT
Kelompok sosial dari komunitas keagamaan yang ada di Indonesia berkembang secara dinamis. Untuk memperkuat jati diri dan eksistensinya mereka membentuk organisasi sosial keagamaan. Misi mereka adalah mempertahankan dan menyiarkan agama yang dianut melaui kegiatan social dan keagamaan.
Contoh kelompok sosial keagamaan yang sudah berkembang adalah NU dan Muhammadiyah

D.      BERKEMBANGNYA KELOMPOK – KELOMPOK KEAGAMAAN YANG RADIKAL DAN SEMPALAN
Pemahaman dan penerapan ajaran agama oleh para pemeluknya tidak lah sama. Hal ini terjadi karena pengaruh oleh budaya atau aliran tertentu dari bangsa – bangsa lain. Akibatnya, muncul kelompok – kelompok keagamaan yang radikal. Mereka amat fanatic dalam memegang prinsif ajaran agama dan fatwa pemimpinnya. Kadangkala sepak terjang mereka kurang bisa diterima masyarakat lain, sehingga sering terjadi bentrokan. Contoh kelompok – kelompok sempalan yang radika: Children of god, madi, lia – eden, jemaah ahmadiyah, dan sebagainya.
E.       BERKEMBANGNYA PARTAI – PARTAI POLITIK PASCA REfORMASI
Setelah pemerintahan orde baru jatuh, era reformasi dan demokrtisasi tumbuh dengan subur. Partai – partai politik bermunculan sebagai perwujudan formal dan berbagai kelompok social yang telah ada. Kelompok – kelompok sosial dan partai – partai politik  bermunculan pada era reformasi sikap dan aktivitasnya lebih dinamis, demokratis dan progresif.   

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar :

Posting Komentar